Penyerang sayap Persikabo 1973, Gustur Cahyo Putro menjadikan sosok legenda sepak bola Indonesia Bambang Pamungkas sebagai panutan dalam bermain bola. Gustur sudah mengidolakan pria yang akrab disapa Bepe itu sejak masih aktif bermain di Persija Jakarta. Sejak kecil, Gustur sudah tertarik dengan gaya bermain dengan ketajaman yang ditunjukan Bepe di atas lapangan.
Berangkat dari hal tersebut, Gustur menjadikan pemain yang sudah pensiun dari dunia sepak bola pada tahun 2019 sebagai sosok panutan dan inspirasi dalam bermain sepak bola. Menurut Gustur, salah satu alasan mengapa bisa mengidolakan Bepe karena memiliki kepribadian yang karismatik. Selain itu, saat berada di dalam lapangan Bepe mempunyai karakter yang kuat sebagai penyerang berbahaya.
"Bepe itu pemain panutan saya. Walau saya belum pernah satu tim sama dia, tapi sekilas melihat karakternya dia, saya suka," ujar Gustur. Tak hanya itu, saat berada di luar lapangan Bepe dinilai mempunyai sikap yang santun dan mampu menginspirasi para pesepakbola muda di Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu alasan kuat mengapa akhirnya Gustur Cahyo Putro mengidolakan sosok Bepe.
"Karakter dia yang santun, Mas Bepe juga konsisten seperti bisa jaga sikap. Kalau dilihat sekilas saya suka dengan karakter beliau," tambahnya. Berangkat dari kekagumannya kepada Bepe, pemain asal Magelang, Jawa Tengah, itu turut memendam hasrat untuk bergabung dengan Persija Jakarta. Terlepas dari kontrak yang dimiliki bersama Persikabo 1973 saat ini, Gustur mengatakan, sejak kecil sudah mengidolakan tim Persija Jakarta.
Bahkan, Gustur pernah berujar kepada sang ibu ingin memperkuat tim Macan Kemayoran suatu saat nanti. "Saya pengen bangat ke Persija. Dulu juga saya pernah bilang ke ibu saya pengen jadi pemain bola dan memperkuat Persija Jakarta," ucap Gustur. Lebih lanjut, pemain berusia 23 tahun itu memiliki hasrat besar bergabung dengan tim kebanggaan The Jakmania tersebut.
Keinginannya bergabung dengan Persija Jakarta sudah menjadi cita citanya sejak kanak kanak. "Dari dulu emang sudah suka sama Persija. Tapi InsyaAllah pengen main di sana dan semoga ada rejekinya gabung ke sana (Persija)," tutupnya. Di sisi lain, selama berada di tim Persikabo 1973, Gustur Cahyo Putro mengaku sering mendapatkan masukan dari dua seniornya di tim agar menjadi lebih baik.
Kedua pemain yang sering memberikan masukan postif itu adalah Abduh Lestauhu dan Wawan Febrianto. Menurut Gustur, dua sosok pemain senior di skuat laskar Padjajaran itu sering memberikan mengingatkan hal hal positif di luar lapangan Saat berada di luar lapangan, Abduh dan Wawan sering berbagi cerita dan pengalaman tentang sepak bola dengan Gustur.
Tak jarang, keduanya sering memberikan masukan yang dapat membangun serta termotivasi mengikuti jejak keduana. Ketiga pemain tersebut memiliki kedekatan di dalam maupun di luar lapangan karena sama sama berstatus anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Selama ini yang sering ngasih masukan itu Abduh sama Wawan. Wawan sih yang sering, saya juga akrab sama dia jadi sering ngobrol juga," kata Gustus.
Paling sering disampaikan oleh dua seniornya itu mengingatkan agar tidak cepat puas saat berkarier di sepak bola. "Biasanya mereka sering bilang jangan cepet puas, latihan terus, dan jangan sombong. Pokoknya kritik yang membangun lah," pungkasnya. Saat ini, Gustur Cahyo Putro menjadi andalan di lini penyerangan skuat Laskar Padjajaran di kompetisi Liga 1.
Sebelum bergabung dengan Persikabo 1973, Gustur Cahyo Putro pernah memperkuat beberapa tim yakni PPSM Magelang, PSIS Semarang, dan PSCS Cilacap.