Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, dampak pandemi corona atau Covid 19 ke perekonomian besarnya dua kali lipat ketimbang krisis finansial 2008. Sri Mulyani menjelaskan, dalam periode Januari hingga Maret saja, arus modal yang keluar dari pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 145,28 triliun. "Arus modal keluar tersebut jauh lebih besar dibanding pada periode krisis keuangan tahun 2008 dan juga dari taper tantrum tahun 2013," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Senin (11/5/2020).
Menurutnya, kedua episode krisis ini juga terjadi dengan ciri ciri sama yakni adanya aliran modal keluar atau capital outflow dari negara berkembang. Khusus di Indonesia, ia mengungkapkan, nilai aliran modal keluar pada krisis finansial 2008 jumlahnya tidak sebesar kondisi saat ini. "Aliran modal keluar dari pasar keuangan Indonesia mencatat suatu gejala yang sama dan lebih besar. Kalau di krisis keuangan tahun 2008 (aliran modal keluar) adalah Rp 69,9 triliun," kata Sri Mulyani.
Sementara, waktu terjadinya taper tantrum tahun 2013, jumlah capital outflow lebih sedikit dari 2008 yaitu sebesar Rp 36 triliun saja. "Maka periode Januari hingga Maret lalu, dimana terjadi aliran modal keluar sebesar Rp 145,28 triliun adalah lebih dari dua kali lipat yang terjadi pada saat guncangan krisis global 2008," pungkasnya.