— Berkaca pada kasus Reynhard Sinaga ada bahaya fisik dibalik sodomi atau seks anal seperti yang dilakukan Reynhard kepada para korbannya. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof Dr.dr.Ari Fahrial Syam SpPD KGEH, MMB dari Divisi Gastroenterologi menjelaskan saat tindakan sodomi dan terjadi seks anal maka melibatkan masuknya penis ke dalam anus. Sementara itu anus tidak dipersiapkan untuktempat melakukan hubungan seksual melainkan tempat penampungan feses atau tinja sebelum keluar.
“Anus itu bukan tempat senggama, ini tempat buanh air besar. Feses tertampung disitu yang makanya kalau pagi pagi harus dikeluarkan,” ungkap dr. Ari saat ditemui di FK UI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020). Akibatnya risiko dari anal seks maka akan terjadi infeksi karena anus dan rektum merupakan sumber infeksi. Pertama dapat menimbulkan lukan pada bagian anus dan rektum, kemudian luka tersebut akan meningkatkan resiko infeksimenular seksualdan juga infeksi bakteri.
“Kalau ada perlukaan gampang terjadi infeksi yang berulang,” ungkap dr. Ari. Jika pelaku memiliki infeksi peyakit menular maka korban bisa juga ikut tertular seperti hepatitis A, infeksi HIV, maupun sifilis. Berlaku juga sebaliknya, jika korban yang memiliki penyakit menular tersebut maka pelaku juga bisa saja terkena.
“Kalau penderitanya hepatitis b atau jepatitis c yang melalukan anal seks bisa tertular juga, tidak aman juga. Bisa saling menularkan,” kata dr. Ari. Seks anal juga bisa menyebabkan kanker anus yang bisa timbul dari adanya infeksi HIV dan faktor pendukung lainnya seperi merokok, atau genetik.