Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan Indonesia tidak akan melakukan negoisasi terkait masuknya kapal asing asal China di perairan Natuna, Kepulauan Riau. Mahfud meminta seluruh kapal asing yang masuk di perairan Indonesia untuk diusir. Pernyataan tersebut disampaikan Menko Polhukam Mahfud MD dalam video yang diunggah di kanal YouTubeTVOneNews.
Mahfud menegaskan, petugas patroli dan keamanan di wilayah Natuna wajib mengusir kapal China bila memasuki wilayah perairan Indonesia. "Karena kalau kita mau berunding, kita mengakui kalau perairan itu ada sengketa. Ini tidak ada sengketa, milik Indonesia secara penuh." "Kalau cari masalah ya kita usir (kapal China) dengan segala kemampuan kita, kita halau kapal nelayan dan pengawalnya. Kalau mau dipermasalahkan berarti itu multilateral urusan PBB, bukan urusan China dan Indonesia,"jelasMahfud.
Lebih lanjut, Mahfud menyebut jalur negosiasi hanya dilakukan ketika daerah itu merupakan daerah sengketa. "Terkait dengan kapal ikan China yang dikawal resmi pemerintah China di Natuna, prinsipnya begini, Indonesia tidak akan melakukan negosiasi dengan China," kata Mahfud. Sedangkan, berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982, perairan Natuna merupakan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia sehingga tidak perlu negosiasi bilateral.
Pemerintah Indonesia bersikap tegas untuk menjaga keutuhan wilayah Indonesia termasuk Laut Natuna. "Kami tidak membentuk tim negosiasi, tidak ada. Kami akan mempertahankan kedaulatan kita. Tugas konstitusional semua aparat negara dan rakyat Indonesia untuk mempertahankan wilayahnya," ujar Mahfud. Diketahui, sejumlah kapal asing asal China masuk wilayah perairan Natuna yang merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Menko Polhukam Mahfud MD merasa pemerintah tidak memiliki konflik dengan negara China. Mahfud menegaskan tidak akan ada perang antara Indonesia dan China terkait klaimperairan Natuna. "Jelas. Kita tidak dalam suasana berperang karena memang kita tidak punya konflik dengan China,"kata Mahfud di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2020).
Belakangan ini, China telah melakukan klaim sepihak melalui peta nine dash lines negara itu. Tak hanya itu,China juga berulah melalui masuknya kapal patroli China dan kapal nelayan yang beraktivitas diperairan Natuna. Mahfud pun meminta agar aktivitas dan hubungan antara Indonesia dan China tetap dapat berlanjut seperti biasanya.
"Kita mempertahankan kedaulatan," tegasnya, dilansir kanal YouTube KompasTV. Oleh sebab itu, Mahfud meminta untuk urusan perdagangan, perekonomian, dan hubungan kebudayaan agar dilanjutkan seperti biasanya. Pernyataan Mahfud ini menguatkan apa yang pernah disampaikan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Prabowomenyatakan pemerintah sudah memiliki sikap terkait hal ini dan akan menyelesaikan masalah ini dengan baik baik. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah bersiaga diPerairan NatunaUtara, terkait adanya pelanggaran wilayah laut yang dilakukan sejumlah kapal Tiongkok. Pengendalian operasi siaga tempur dipimpin Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Laksamana Madya Yudo Margono.
TNI juga sudah menyiapkan alat utama sistem persenjataan, termasuk pesawat intai dan kapal Republik Indonesia. Natuna Utara adalah wilayah yang menjadi perhatian utama pada 2020 ini. Pada Senin (30/12/2019) lalu, dalam patroli rutin di perbatasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)Laut NatunaUtara, KRI Tjiptadi 381 mendapati Kapal China, Coast Guard, yang mengawal kapal nelayan Tiongkok.
Petugas KRI Tjiptadi 381 membuka komunikasi dengan awak China Coast Guard dan mengusir mereka serta kapal nelayan untuk menjauh dari zona ekonomi ekslusif.