Rapat Umum Pemegang Saham PT Telkom (Persero) Tbk resmi menunjuk Muhammad Fajrin Rasyid menjadi Direktur Digital. Salah satu pendiri marketplace Bukalapak itu diangkat menjadi Direktur Digital PT Telkom menggantikan posisi Faizal R. Djoemadi. CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan Fajrin akan menyerahkan tugas dan tanggung jawab fungsional harian sebagai Presiden Bukalapak kepada para Dewan Direksi dan Manajemen Bukalapak.
"Kami mengonfirmasi bahwa salah satu Co Founder sekaligus Presiden Bukalapak, Muhammad Fajrin Rasyid, telah resmi ditunjuk dan ditetapkan sebagai Direktur Digital Business Telkom Indonesia,” kata Rachmat lewat rilisnya kepada media, Jumat (19/6/2020). Sementara itu, Fajrin mengucapkan terima kasih atas amanah baru yang diberikannya. Ia berharap bisa meneruskan 10 tahun pengalamannya di Bukalapak saat menjabat sebagai Direktur Digital Business Telkom.
"Sekarang saatnya saya membantu Indonesia lebih maju lagi, dengan fokus mengembangkan telekomunikasi Indonesia bersama Telkom. Saya berharap, pengalaman saya membesarkan bisnis startup hingga menjadi besar seperti sekarang, dapat membawa kontribusi untuk mengembangkan Telkom." Sebenarnya rumor penunjukan Fajrin menjadi direktur BUMN sudah beredar lama. Erick sempat membocorkan bakal ada direktur baru di Telkom.
Menurut Erick, Direktur baru itu usianya di bawah 40 tahun, atau dari kalangan milenial. "Saya bocorkan mungkin, salah satu direksinya usianya di bawah 40 tahun," kata Erick belum lama ini. Sosok Fajrin sendiri bukan nama asing di telinga publik.
Ia merupakan Presiden sekaligus salah satu Pendiri Bukalapak, salah satu platform toko daring (e commerce) terbesar di Indonesia. Pria bernama lengkap Muhamad Fajrin Rasyid ini mengagas Bukalapak, bersama rekannya Ahmad Zaky pada 2010 lalu. Keduanya merupakan alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB).
Bersama timnya, Fajrin berhasil membawa Bukalapak menjadi e commerce yang memberdayakan lebih dari 5 juta pedagang online di seluruh Indonesia. Bukalapak juga memiliki lebih dari 70 juta pengguna di dalam negeri. Prestasi itu, membuat Bukalapak dilirik oleh investor asing.
Bahkan di 2019, mendapatkan pendanaan seri F dari Shinhan GIB asal Korea Selatan. Suntikan investasi ini membuat valuasi Bukalapak melampaui US$2,5 miliar atau lebih dari Rp35 triliun. Pria kelahiran 11 September 1986 ini telah berkair di Bukalapak selama 8 tahun. Jumat siang kemarin Telkom menggelar RUPS. Dalam undangan kepada pemegang saham, terdapat enam agenda rapat salah satunya perubahan pengurus perseroan.
Pertama, persetujuan atas laporan tahunan perseroan 2019, termasuk laporan tugas pengawasan dewan komisaris. Kedua, pengesahan atas laporan keuangan perseroan dan laporan tahunan program kemitraan dan bina lingkungan 2019, serta pembebasan tanggung jawab anggota direksi dan dewan komisaris. Ketiga, penetapan penggunaan laba bersih perseroan 2019. Keempat, penetapan remunerasi bagi anggota direksi dan dewan komisaris untuk 2019. Kelima, penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk memeriksa laporan keuangan perseroan 2020.
Keenam, perubahan susunan pengurus perseroan. Erick Thohir saat ini memang sedang gencar gencarnya merombak jajaran direksi dan komisaris BUMN. Beberapa perusahaan itu misalnya PT Pertamina (Persero), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menilai wajar jika pergantian direksi di tubuh perusahaan pelat merah selalu menjadi perhatian banyak pihak. Hal ini karena mayoritas saham perusahaan digenggam oleh BUMN atau dengan kata lain pemerintah mewakili masyarakat dalam mengontrol BUMN di dalam negeri. Selain mengangkat Fajrin sebagai Direktur Telkom, Erick juga mengangkat mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Pengangkatan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan yang digelar pada Jumat (19/6/2020). Rudiantara menggantikan posisi Soekarwo yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama di Semen Indonesia. Di sisi lain Erick memutuskan mencopot Doso Agung dari kursinya direktur utama Pelindo III.
Sebagai ganti Doso, ia menunjuk Saefudin Noer. Selain itu, ia juga menunjuk Boy Robyanto sebagai Direktur Teknik, Edi priyanto sebagai Direktur SDM, Endot Endrardono sebagai Direktur Keuangan, dan Kokok Susanto sebagai Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis.