Lembaga survei Indo Barometer bersama Puslitbangdiklat RRI melakukan survei jurnalisme presisi terkait pengangguran dan kemiskinan selama pandemi virus corona (Covid 19). Dari hasil survei yang dilakukan 12 18 Mei 2020 yang melibatkan 400 responden, mencatat mengenai kemiskinan yang terjadi saat pandemi. Hasilnya, publik menilai angka kemiskinan selama pandemi virus corona meningkat.
"Hanya sebesar (1%) yang menyatakan kemiskinan turun. Yang menjawab tidak tahu/tidak jawab sebesar (0.8%)," tambahnya. Selain itu, hasil survei juga menunjukan bahwa responden menilak penanganan masalah kemiskinan oleh pemerintahan Joko Widodo Maruf Amin, mayoritas responden (74.1%) menilai tidak puas. Sementara sebesar (23.6%) menilai puas. Tidak tahu/tidak jawab (2.5%).
Ada pun lima alasan tertinggi responden menjawab tidak puas adalah; Kemiskinan semakin bertambah (21.9%), korupsi dana bantuan (18.9%), bantuan bagi masyarakat miskin lambat (13.6%), jumlah bantuan sedikit (10.1%), masih banyak masyarakat miskin yang tidak terbantu (7.6%). Lalu, lima alasan tertinggi responden menjawab puas adalah;
Ada bantuan listrik (28.6%), ada bantuan pemerintah bagi warga miskin (27.9%), mendapat bantuan dari Presiden (20.1%), banyak sumber bantuan (7.1%), bantuan tunai langsung dari desa (6.7%).