Wakil Presiden Maruf Aminmembuka gelaran Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di gedung Auditorium BKKBN, Halim, Jakarta Timur, Rabu (12/2/2020). Dalam acara tersebut Maruf Amin berbicara masalah stunting yang selama ini menjadi problematika di Indonesia. Ia mengungkapkan pemerintah ingin menurunkan angka stunting dari 27,67 persen ke angka 14persen di akhir tahun 2024.
Hal itu memang sudah dibahas langsung melalui Rencana Jangka Panjang BKKBN yang menjadi prioritas lembaga itu untuk lima tahun mendatang. "Saya harus optimistis, makanya ditetapkan 14 persen. Walaupun dikatakan ambisius, tapi itu untuk memicu kita supaya bekerja keras walau standar global itu cuma 20 persen," ujar Ma'ruf. Oleh sebab itu pihaknya ingin mengoptimalkan BKKBN dan Mitranya untuk yang ada di seluruh Indonesia untuk mempercepat proses penurunan stunting.
"BKKBN harus bekerja keras melakukan sosialisasi ke masyarakat, memberikan bimbingan, dan memanfaatkan pendamping," tambah Ma'ruf. Sebab BKKBN memiliki 1,2 juta pendamping yang tersebar di desa dan kota untuk mempercepat proses penurunan stunting. Ia berharap banyak kepada seluruh kader dan para pendamping tersebut guna mewujudkan proses penurunan stunting.
"Pendampingnya ada 1,2 juta itu saya kira dimanfaatkan secara efektif dan diharapkan bisa mempercepat proses penurunan stunting," Ujar Ma'ruf. Maruf Amin mengatakan, pemerintah telah menetapkan target yang sangat ambisius untuk menurunkan stunting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 2024 hingga 14 persen pada akhir tahun 2024. Kendati standar di dunia penurunan angka stunting hanya mencapai angka 20%. Dirinya sangat optimis dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada prevalensi anak kerdil atau stunting bisa turun. (m22)