Penjaga Gawang Senior Persib Bandung Ungkap Rasanya Berlatih Mandiri

Kiper senior Persib Bandung, I Made Wirawan mengungkapkan rasanya berlatih mandiri. Di tengah Liga 1 2020 yang berhenti banyak cara para pemain agar tetap bugar. Terlebih di masa pandemi virus corona yang menyebabkan mereka harus tetap berada di rumah agar tidak tertular virus tersebut.

Sala satu yang dilakukan kebanyakan pemain adalah berlatih mandiri di rumah dengan menu latihan yang sudah diberikan oleh masing masing pelatih klub mereka. Termasuk pemuncak klasemen Liga 1 2020 sementara, Persib yang juga sudah melakukan metode latihan mandiri ini. Hal ini diungkapkan oleh Made yang merasa latihan mandiri berjalan lancar.

Selain itu intensitas latihan pun sudah mulai ditingkatkan oleh tim pelatih. "Latihan mandiri berjalan lancar, dan intensitas latihan juga mulai ditingkatkan oleh tim pelatih. Sejauh ini program membantu pemain," ujar Made dilansir laman resmi . Dirinya berharap agar pandemi cepat berakhir dan kebugaran rekan rekannya juga terjaga.

Sehingga ketika berkumpul lagi para pemain tidak harus menyesuaikan fisik mereka lagi. "Jadi saat kami kumpul kondisi fisik tetap terjaga, tidak terlalu di bawah." "Dalam artian tinggal meningkatkan sedikit kembali ke kondisi normal sebelum liga ditangguhkan," jelasnya.

Made sendiri merupakan pemain yang cukup lama membela Persib Bandung. Tercatat dirinya sudah mulai memasuki musim kedelapan sejak didatangkan dari Persiba Balikpapan pada 2012 lalu. Banyak momen yang sudah dilewati Made bersama tim berjuluk Maung Bandung tersebut.

Total daro 105 penampilannya bersama Persib ternyata momen yang masih membekas di dalam ingatannya. Momen manis yang pernah dirasakan oleh Made yakni mempersembahkan 2 piala berbeda kepada Bobotoh dalam 2 tahun berturut. Gelar tersebut yakni menjuarai kompetisi ISL 2014 dan turnamen bergengsi Piala Presiden 2015.

Adapun situasi di dalam lapangan yang membuat made merasa sedih, kecewa hingga tertekan kala bermain bersama Pangeran Biru. Pemain kelahiran Gianyar ini mengaku, saat tim dalam keadaan tertinggal bahkan kalah adalah momen momen yang berat. "Kalau salah satu laga terberat, saya sulit memilihnya. Pastinya, saat performa tim sedang turun, di situ setiap laga yang dihadapi menjadi berat.

Kiper yang identik dengan nomor punggung 78 mangatakan situasi sulit seperti itulah yang membuat dirinya bangkit bersama para pemain Pangeran Biru lainnya. Dalam kondisi itu semua pemain saling menguatkan untuk menambah kepercayaan diri, dan bisa keluar dari situasi sulit. Seperti saat pertandingan Persib mengalahkan Arema Cronus dalam laga dramatis di Stadion Si Jalak Harupat, 13 April 2014 silam.

Pangeran Biru sempat tertinggal 0 2, namun kemudian bangkit membalikan keadaan menjadi 3 2. "Saat performa sedang turun, kami akan selalu berjuang bangkit dan berusaha ke luar dari situasi sulit," pungkasnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *