Diimbau meniadakan salat berjamaah demi memutus rantai penyebaran virus corona, namun warga Lombok berdemo di depan masjid minta jamaah di masjid. Sebuah video viral beredar di sosial media memperlihatkan kerusuhan. Banyak warga Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat berdemo di depan masjid.
Mereka berdemo karena menolak anjuran pemerintah untuk beribadah di rumah. MUI bahkan mengeluarkan fatwa shalat Jumat ditiadakan dan shalat tarawih di rumah. Namun dalam video yang viral ini terlihat kemurunan orang di depan masjid sambil berteriak meminta masjid dibuka.
"Buka, buka…" teriak warga di depan masjid dalam video berdurasi 10 detik ini. Berikut kronologi lengkap dan tanggapan pemerintah setempat terkait video yang viral ini. Kejadian ini berlangsung sangat cepat sejak masjid mengumumkan imbauan jika shalat di rumah karena pasien virus corona semakin bertambah.
Namun tak lama kemudian warg berbondong bondong datang untuk berdemo di depan masjid agar tetap dilaksanakan ibadah seperti biasa. Berikut keterangan dalam video viral tersebut. Instalombok. Min ini di Bengkel, Labuapi, Lobar baru saja terjadidemokarena di Masjid tadi diumumin Jumatan, Terawih dirumah karena positif korona makin bertambah.
Belum berapa menit Iangsung warga demo harus tetep ada Jum'at dan Terawih di Masjid ." Menanggapi hal tersebut, Kabag Humas Pemkab Lombok Barat Ahkam menyampaikan, pihaknya sangat menyayangkan kejadian tersebut karena tidak mematuhi imbauan pemerintah. "Kami sangat prihatin dan menyayangkan,"kata Ahkam saat dikonfirmasi, Jumat (1/5/2020).
"Di tengah upaya keras kita untuk menghambat laju penyebaran, mereka menolak imbauan MUI, FKUB, KNPI, Polres, TNI, dan pemda untuk tidak menyelenggarakan ibadah yang sifatnya kumpul massa, seperti shalat Jumat agar diganti dzuhur dan meminta agar shalat tarawih di rumah masing masing," jelasnya. Ahkam mengatakan, para warga berdalih atas dasar agama, mereka menganggap pandemi Covid 19 ini tidak berbahaya. "Atas nama pemahaman agama dan tentu menganggap corona tidak berbahaya, mereka terang terangan menolak dan menentang. Pemda sangat prihatin," ucap Ahkam.
Sebelum dibawa ke rumah sakit, S, pasien positif Covid 19 asal Kelurahan Cakranegara Barat, KotaMataram, NTB, baru selesai shalat tarawih di masjid lingkungan sekitar. Untuk itu, hari ini tim medis dari Puskesmas Taliwang akan ke lingkungan tempat pasien S tinggal untuk melakukan tracing kontak pasien. Hal itu dilakukan mengingat banyak anggota masyarakat yang turut melakukan shalat tarawih bersama S.
"Saat kami melakukan pengecekan ke rumahnya, yang bersangkutan justru tidak ada. Mestinya kan isolasi mandiri sejak kepulangannya dari Gowa, Makassar. Kami cek justru shalat tarawih bersama banyak warga di Masjid Nurul Yakin," kata Camat Cakranegara Erwan saat dikonfirmasi, Kamis (30/4/2020). Erwan mengatakan, S memiliki riwayat menghadiri Ijtima Ulama Sedunia di Gowa, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. Dalam video berdurasi 60 detik yang beredar di grup WhatsApp dan media sosial, terlihat S berdebat alot dengan beberapa tim Satgas Covid 19 yang menggenakan APD lengkap, serta beberapa petugas lainnya.
Perdebatan terjadi saat petugas membujuk S untuk diisolasi. Sontak S yang berpakaian abu abu dan berpeci putih tampak berdiri di sebuah gerbang dan menjelaskan sesuatu kepada petugas, bahwa dirinya dalam keadaan sehat. "Ini tidak ada tanda tanda orang sakit Pak, tidak bisa kayak gini, ini dirusak nama Islam kalau begini," kata S membantah tim Satgas Covid 19 yang terekam dalam video.
Camat Cakranegara Erwan membenarkan peristiwa yang terjadi pada Rabu (29/4/2020) itu. S, kata Erwan, awalnya dinyatakan positif Covid 19 sesuai informasi dari Pemprov NTB pada Rabu. Namun, setelah pemeriksaan swab, S tidak melapor kepada kaling atapun lurah, sehingga tidak ada yang mengetahui bahwa S positif corona dan harus diisolasi.
Masih banyak yang tak patuh dengan arahan terkait adanya virus corona yang masih jadi fokus banyak orang. Termasuk salah satu pasien yang sudah positif covid 19 ini yang kabur. Pria ini adalah SL (50) yang mendapat perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya, Lombok Tengah.
Namun saat ditemukan kembali, pria ini malah memberikan alasan yang tak logis. Padahal ia nekat kabur lewat jendela yang ada di rumah sakit. Ini dia alasannya kabur dari rumah sakit hingga pengakuan tenaga medis yang sampai sebut pasien ngeyel.
Direktur RSUD Praya Muzakir Langkir menyampaikan, alasan SL kabur lewat jendela karena mencari makanan untuk berbuka puasa. Muzakir menyampaikan, kalaupun SL ingin berbuka di luar, pasti SL tidak akan kabur sejauh tempat dia ditemukan yang berjarak sekitar 10 kilometer.